Minggu, 16 September 2012

Teknologi Pengolahan Susu


 1.     Proses Pengolahan Susu Sapi
Susu mengandung nilai gizi yang tinggi, namun mudah sekali mengalami kerusakan terutama oleh mikroba. Dalam keadaan normal, susu hanya bertahan maksimal 4 jam setelah pemerahan tanpa mengalami kerusakan maupun penurunan kualitas. Namun dapat pula terjadi kerusakan susu kurang dari 4 jam setelah pemerahan. Hal ini terutama karena tidak terjaganya kebersihan ambing atau pemerahnya pada waktu pemerahan berlangsung. Agar susu yang diproduksi terjaga kebersihannya, hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a)    Kesehatan Sapi Perah.
Sapi perah yang menderita penyakit menular dapat memindahkan penyakitnya ke manusia melalui air susu. Oleh karena itu dengan tata laksana yang baik, sapi perah akan terbebas dari penyakit Zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular pada manusia seperti (TBC, brucellosis, anthrax) dan mastitis. Agar sapi perah bebas dari penyakit TBC, setiap tahun perlu diuji dengan tuberkulinasi test. Sapi yang menunjukkan reaksi positif harus dikeluarkan/dipisahkan dari kelompoknya dan dipotong. Untuk mencegah penyakit brucellosis dan anthrax perlu dilakukan vaksinasi yang teratur. Untuk mencegah penyakit mastitis sebaiknya pengobatan dilakukan pada waktu sapi perah sedang dalam keadaan masa kering.

b)    Cara Pemberian Pakan.
Beberapa macam pakan, misalnya silage, lobak, kubis dan sebagainya menyebabkan bau pada air susu. Untuk mencegah jangan sampai susu berbau pakan, sebelum atau pada saat sapi diperah jangan diberi pakan tersebut. Pemberian pakan yang berbau 1-4 jam sebelum diperah, akan menyebabkan susu berbau. Jenis hijauan unggul yang baik digunakan dalam ransum sapi perah selain pakan penguat (konsentrat) adalah : rumput gajah, rumput raja, rumput lampung dan lamtorogung yang sudah dilayukan.

c)     Persiapan Sapi Yang Akan Diperah.
Sesaat sebelum memerah, ambing sapi dan daerah lipat pahanya di lap dengan lap bersih yang telah dibasahi dengan air hangat. Pengguntingan rambut daerah lipat paha akan menjamin kebersihan susu. Pembersihan dengan tangan saja tetap mengotori ambing dan susu.

2.     Tahap – tahap pemanenan susu sapi adalah sebagai berikut:

a)    Pemerahan

Proses pemerahan akan sangat mempengaruhi kualitas susu sapi. Proses pemerahan harus dilakukan secara higienis, meliputi kebersihan peralatan yag digunakan, kebersihan ambing sapi, dan kebersihan pemerah sendiri.Proses pemerahan dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan atau secara otomatis dengan menggunakan mesin penyedot vakum. Dalam metode pemerahan manual, ember mulut sempit digunakan untuk menampung susu sewaktu diperah. Penggunaan ember dengan mulut sempit dapat mengurangi jumlah kuman dalam susu. Pencucian peralatan misalnya ember, milk can, botol dan lain-lain sebaiknya dengan menggunakan air panas dan larutan desinfektan (klor). Hal ini dapat melarutkan lemak susu yang menempel pada alat-alat tersebut. Peralatan yang tidak bersih dalam penanganan susu mengakibatkan susu banyak mengandung kuman dan menjadi cepat rusak. Pemerahan secara otomatis dengan menggunakan pemerah vakum akan mempunyai tingkat keamanan dari kontaminasi yang lebih tinggi. Namun, perlu diperhatikan kebersihan ambing sapi dan mesin penyedot. Kontaminasi dari udara luar maupun pemerah dapat dihindari dengan menggunakan metode pemerahan sedot vakum.

b)    Penyimpanan Dingin

Susu harus segera disimpan pada suhu dingin segera setelah pemerahan. Pada suhu dingin, kerusakan susu dapat diperlambat. Pendinginan susu bertujuan untuk menahan mikroba perusak susu agar jangan berkembang, sehingga susu tidak mengalami kerusakan dalam waktu yang relatif singkat. Pendinginan susu dapat dilakukan dengan memasukkan susu ke dalam cooling unit, lemari es ataupun freezer.

Untuk daerah pegunungan ada cara sederhana yakni dengan mengalirkan air dingin terus menerus pada bak dimana wadah susu ditempatkan. suhu yang diperoleh antara             15 – 10 oC. Teknik pendinginan semacam ini dilakukan untuk tujuan penyimpanan atau terjadi penundaan pengiriman. Pada suhu 12 oC, susu tahan hingga 12 jam, 8 oC tahan 12-24 jam; dan pada suhu 4 oC dapat disimpan hingga 72 jam. Pada umumnya, industri susu yang telah berkembang menggunakan metode pendinginan pada 4oC dengan menggunakan cooling unit.
Cooling unit memiliki prinsip kerja yang sama dengan refrigerator, yaitu dengan menggunakan sistem kompresi uap. Refrigerasi kompresi uap terdiri atas empat komponen utama, yakni kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Kondensor dan evaporator sesungguhnya merupakan penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi mempertukarkan kalor diantara dua fluida, yakni antara refrigerant dengan fluida luar (bisa berupa air ataupun udara).

Pada proses 1−2, kompresor menaikkan tekanan uap refrigerant. Kenaikan tekanan ini diikuti dengan kenaikan temperatur uap refrigerant. Pada tingkat keadaan (TK) 2, uap refrigerant berada pada kondisi uap super-panas. Pada proses 2−3, uap refrigerant memasuki kondensor dan mendapatkan pendinginan dari kondensor. Pendinginan ini terjadi akibat pertukaran panas antara uap refrigerant dengan fluida luar (misalnya udara lingkungan ataupun air pendingin). Refrigerant keluar dari kondensor pada TK 3 dalam kondisi cair jenuh, atau bisa juga pada kondisi cair sub-dingin. Refrigerant  kemudian memasuki katup ekspansi. Katup ekspansi ini pada prinsipnya berupa penyempitan daerah aliran yang berakibat pada penurunan tekanan fluida secara drastis. Idealnya, refrigerant melalui katup ekspansi (proses 3−4) secara iso-entalpi (isentalpi). Pada TK 4, refrigerant berada dalam kondisi campuran cair dan uap. Karena refrigerant  berada pada tekanan jenuhnya (tekanan penguapan), maka dia akan mengalami penguapan; hukum alam menyatakan bahwa penguapan membutuhkan energi, terjadilah penyerapan energi termal dari luar evaporator yang menyebabkan efek pendinginan oleh mesin refrigerasi. Cooling unit terdiri dari cooling tank¸ peralatan pendingin, pengaduk, dan panel kontrol.

c)     Pengolahan Susu

Dikenal berbagai macam dan bentuk susu olahan, yaitu antara lain:
-         Susu Pasteurisasi
-         Susu Evaporasi
-         Susu Sterilisasi/UHT
-         Susu Fermentasi
-         Yoghurt
-         Ice Cream
-         Mentega/Butter
-         Keju/Cheese
-         Susu Bubuk/Milk Powder
Dari berbagai macam produk olahan susu perlu diingat bahwa apapun macam produk olahan susu, selalu diawali dengan proses pasteurisasi. Proses pasteurisasi adalah proses pamanasan susu untuk membunuk mikroba – mikroba yang mencemari susu. Selain pasteurisasi, perlakuan panas yang sering digunakan untuk pengolahan susu adalah strilisasi dan UHT (Ultra High Temperature).

Pasteurisasi susu adalah pemanasan susu dibawah temperatur didih dengan maksud hanya membunuh kuman ataupun bakteri patogen, sedangkan sporanya masih dapat hidup. Ada 3 cara pasteurisasi yaitu :
a.   Pasteurisasi lama (low temperature, long time). Pemanasan susu dilakukan pada temperatur yang tidak begitu tinggi dengan waktu yang relatif lama (pada temperatur 62-65 °C selama 1/2 -1 jam).

b.      Pasteurisasi singkat (High temperature, Short time). Pemanasan susu dilakukan pada temperatur tinggi dengan waktu yang relatif singkat (pada temperatur 85 - 95 °C selama 1 - 2 menit saja)

c.    Pasteurisasi dengan Ultra High Temperature (UHT). Pemasakan susu dilakukan pada temperatur tinggi yang segera didinginkan pada temperatur 10 °C (temperatur minimal untuk pertumbuhan bakteri susu). Pasteurisasi dengan UHT dapat pula dilakukan dengan memanaskan susu sambil diaduk dalam suatu panci pada suhu 81 °C selama ± 1/2 jam dan dengan cepat didinginkan. Pendinginan dapat dilakukan dengan mencelupkan panci yang berisi susu tadi ke dalam bak air dingin yang airnya mengalir terns menerus


Sterilisasi susu adalah proses pengawetan susu yang dilakukan dengan cara memanaskan susu sampai mencapai temperatur di atas titik didih, sehingga bakteri maupun kuman berikut sporanya akan mati semua. Pembuatan susu sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:

a.      Sistem UHT yaitu susu dipanaskan sampai suhu 137 °C - 140 °C selama 2 - 5 detik.
b.   Mengemas susu dalam wadah hermetis kemudian memanaskannya pada suhu   110 - 121 °C selama 20 - 45 detik.


3.     Pengawasan Mutu Susu

Berdasarkan batasan/standar codex, (Milk Codex) pengujian mutu susu penting artinya, dan harus dikerjakan. Dengan pengujian mutu susu dapat dihindarkan usaha-usaha pemalsuan susu, yang mengakibatkan mutu susu tidak sesuai dengan codex susu (Milk Codex). Penyimpangan susu antara lain dapat dikelompokkan sebagai berikut :
(1) penyimpangan susunan susu, hal ini terjadi apabila susu dicampur dengan bahan-bahan yang kurang nilainya atau bahan yang tidak bernilai (misalnya : air, air beras dll),
(2) penyimpangan keadaan susu, hal ini terjadi apabila susu kotor, berbau busuk atau berbau obat-obatan.
Penyimpangan-penyimpangan susu ini dapat mempengaruhi kesehatan konsumen, karena mengandung bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu misalnya TBC, abortus dan sebagainya. Disamping itu susu yang mutunya menyimpang tidak dapat dipakai untuk pembuatan/pengolahan produk susu seperti keju atau mentega, karena mutunya menyimpang hasil produknya juga menyimpang.

Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu bahan yang murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman (yang berasal dari ambing) atau boleh dikatakan susu masih steril. Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan tidak berbahaya untuk diminum. Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat peka terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas susu. Kualitas susu yang sampai ditangan konsumen terutama ditentukan antara lain oleh:
1.      Jenis ternak.
2.      Pakan yang diberikan.
3.      Kesehatan ternak.
4.      Penanganan
5.      Kebersihan dan kesehatan peternakan atau perusahaan susu

Pemeriksaan susu dimaksudkan guna menjamin konsumen menerima susu dengan kualitas yang baik dan memberikan peluang yang baik untuk perkembangan peternakan sapi perah. Pengujian mutu susu biasanya dilakukan terhadap sifat-sifat fisik, kimiawi dan uji biologik.

A.     Pengujian mutu susu secara fisik dapat dilakukan secara sederhana dan mudah dilakukan antara lain:
1.      Uji Kebersihan, meliputi warna, bau, rasa dan ada tidaknya kotoran dalam susu (dengan menggunakan kertas saring).
2.      Uji Berat Jenis (uji BJ) dilakukan dengan menggunakan alat laktodensi meter (Rata-rata BJ susu = 1,028). Apabila susu encer maka BJ susu menjadi rendah atau di bawah standar.
3.      Uji Masak : uji ini digunakan untuk menentukan adanya penyimpangan dalam susu. Pelaksanaannya sangat sederhana yaitu dengan memasak susu dalam tabung reaksi. Susu yang berkualitas baik bila tidak terlihat endapan-endapan. Bila terlihat endapan, susu tersebut kurang baik. Endapan ini biasanya dapat diakibatkan karena derajat asam susu terlalu tinggi.
4.      Uji Alkohol dilakukan dengan cara : pada tabung reaksi dimasukkan susu dan alkohol 70% dengan perbandingan sama. Bila pada dinding tabung reaksi terdapat endapan- endapan, hal itu menunjukkan penyimpangan-penyimpangan mutu susu misalnya susu menjadi asam, susu bercampur dengan kolostrum atau adanya mastitis. Kolostrum adalah susu pertama kali yang dihasilkan sapi setelah beranak, setelah ± 5 hari susu sapi telah normal kembali. Kolostrum sangat kental, berlendir dan berwarna kuning kemerahan (hal itu menunjukkan adanya penyimpangan mutu susu).

B.      Pengujian mutu susu secara kimiawi umumnya dilakukan di Laboratorium dengan proses yang lebih rumit antara lain:
1.    Uji kadar lemak susu : Rataan kandungan lemak susu sesuai milk codex adalah 2,8 %.
2.  Uji kadar Protein susu : Rataan kandungan protein susu pada milk codex adalah 3,5%.

C.     Pengujian mutu susu secara biologik dilakukan di Laboratorium meliputi:
1.     Uji Reduktase : apabila angka reduktase yang diuji lebih besar dari angka milk codex (> 1), berarti kandungan kuman dalam susu relatif banyak.
2.      Uji Katalase : apabila angka katalase yang diuji lebih besar dari angka milk codex (> 0), berarti susu yang diperiksa mengandung banyak kuman
3.      Uji Breed: apabila jumlah kuman dalam susu yang diuji lebih besar dari angka codex (> 1 juta kuman / cc), berarti susu yang diperiksa mengandung banyak kuman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...