Jumat, 31 Agustus 2012

Proses Pembuatan Minyak Atsiri

Bahan :
§         Daun nilam/cengkeh atau
§         Biji kemiri/pala atau
§         Bunga melati/mawar dll
§         Air
§         Bahan bakar (sesuai kebutuhan)

Alat/Mesin :
Mesin Penyulingan/Penghasil Minyak Atsiri, yang terdiri dari:
§         Boiler
§         Boiling tank
§         Kondensor
§         Tendon air
§         Pemisah minyak
§         Cooling tower
§         Engine dan destilator

Cara Pembuatan/proses :
1)       Bersihkan daun/ biji/bunga yang akan di ambil minyaknya
2)     Masukkan ke dalam mesin (boiling tank) dan kemudian tambahkan air sesuai kebutuhan
3)     Masak/lakukan proses sampai keluar minyaknya
4)     Proses akan berhenti sampai minyak tidak lagi keluar
5)   Hasil minyak yang keluar masih bercampur dengan air, kemudian pisahkan minyak dengan air dengan menggunakan mesin destilasi.

Proses Pembuatan Silase


BAHAN :
§         Jerami / Rumput Kering yang lainnya
§         Urea
§         Air

AlAT :
§         Timbangan
§         Sekop
§         Alat Press Jerami (jika diperlukan untuk penyimpanan/pengangkutan)


CARA PEMBUATAN :
1)     Jerami / Rumput kering ditambahkan urea sebanyak 4% dalam tiap 100 kg Bahan.
2)      Urea padatan sebanyak 4% dilarutkan dengan sedikit air supaya lebih merata saat disemprotkan.
3)      Jerami ditumpuk, kemudian disemprotkan larutan urea diatasnya dan kembali diberi jerami, dan seterusnya hingga jerami/ rumput tersebut habis.
4)      Setelah selesai jerami tadi ditutup agar terjadi reaksi anaerob dan didiamkan selama 2 minggu.
5)      Setelah 2 minggu, jerami fermentasi sudah dapat diberikan
6)   Atau dapat juga hasilnya dipress untuk di simpan atau di jual.

Proses Pembuatan Bihun


Bahan Baku Pembuatan Bihun :
1.      Beras
Beras pera dengan kadar amilosa tinggi paling cocok untuk bihun. Beras yang rendah kadar amilosanya akan menghasilkan bihun yang lembek. Salah satu pabrik bihun di Lampung menggunakan campuran beras IR-42 (2790 kg, dan beras impor dari Pakistan (450 kg).
2.      Sodium Metabisulfit
Bahan ini digunakan untuk mempercepat proses pelunakan beras pada perendaman.           

Peralatan Pembuatan Bihun :
1)      Pengayak.
Alat ini digunakan untuk mengayak beras sehingga beras bebas dari kotoran seperti kerikil, dan gabah. Pengayak dapat berupa nyiru atau mesin pengayak.
2)      Penyosok.
Alat ini digunakan untuk menyosok beras sehingga menjadi lebih putih dan mengkilat.
3)      Bak Pencucian.
Alat ini digunakan untuk mencuci beras.
4)      Wadah perendam.
Alat ini digunakan untuk merendam beras menjadi lunak
5)      Penggiling
Alat ini digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung basah.
6)      Penyaring.
Alat ini digunakan untuk menyaring tepung sehingga diperoleh tepung dengan kehalusan 100 mesh.
7)      Filter Press.
Alat ini digunakan untuk memeras bubur beras sehingga menghasilkan padatan basah seperti cake.
8)      Screw Extruder.
Alat ini digunakan untuk menggiling cake menjadi rata, kemudian membentuknya menjadi pelet seperti silinder dengan panjang 5 cm dan diameter 0,05 cm.
9)      Pengukus.
Alat ini digunakan untuk mengukus pelet menjadi masak.
10)  Pengering.
Alat ini digunakan untuk mengeringkan bihun basah.
11)  Mesin Pengemasan / Packing
Alat ini digunakan untuk mengemas bihun yang telah siap untuk dipasarkan.

Cara Pembuatan :
1)      Beras diayak untuk membuang kotoran-kotoran seperti kerikil, sekam dan gabah. Setelah itu beras disosoh sampai putih mengkilat.
2)      Beras dimasukkan ke tangki pencuci. Pencucian dilakukan berulang-ulang sampai air pencuci jernih. Setelah itu beras direndam dengan air yang telah diberi sodium metabidulfit 1 ppm (1 gram sodium metabisulfit untuk 1 m3 air). Selama perendaman air diganti berulang-ulang. Lama perendaman adalah 4 jam. Setelah perendaman, beras ditiriskan.
3)      Beras digiling dengan penggiling cakram sambil ditambah air. Jumlah air adalah 4 liter untuk 1 kg beras. Hasil penggilingan adalah bubur beras encer.
4)      Bubur beras diperas dengan alat filter press untuk mengeluarkan air bubur. Hasil pemerasan berupa padatan basah yang dinamakan cake. Bubur juga dapat dibungkus dengan kain kemudian ditindih batu selama semalam.
5)      Cake digiling menjadi lebih halus dengan menggunakan screw extruder. Hasil penggilingan cake ini adalah pelet dengan panjang 5 cm dan diameter 0,5 cm. Ukuran pelet ini tergantung kepada disain tempat pengeluaranbahan extruder.
6)      Pelet dikukus dengan menggunakan uap pada suhu 1000C selama 1 jam sehingga diperoleh pelet matang.
7)      Pelet matang digiling kembali dengan menggunakan screw extruder. Tempat pengeluaran pada extruder berupa lobang-lobang kecil sehingga bahan keluar dari extruder berupa benang yang disebut bihun basah.
8)      Bihun basah dipotong, kemudian disusun diatas rak-rak dalam keadaan tergantung. Selanjutnya rak dimasukkan ke ruang pengukusan. Pengukusan berlangsung pada suhu diatas 1000C selama 45 menit.
9)      Setelah pengukusan, bihun basah dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering. Bihun yang kering bersifat rapuh sehingga mudah dipatahkan.
10)  Bihun kering tersebut dikemas dengan kantung plastik.


Proses Pembuatan Tahu

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tahu adalah :
§         Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu.
§         Air.
Air diperlukan pada tahap perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan dan perendaman tahu yang sudah jadi sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Air yang digunakan dari air tanah atau air artesis.
§         Batu tahu (Kalsium Sulfat) atau asam cuka
Asam cuka digunakan untuk mengendapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu.asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam. Asam cuka dapat digunakan secara berulang -  ulang.

Proses pembuatan tahu terdiri dari beberapa tahap, diantaranya :
§         Pemilihan Kedelai
Kedelai dipilih yang berkualitas baik, biasanya digunakan kedelai kuning, berbiji besar. Kedelai harusnya bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting), batu, kerikil, tanah atau biji-bijian; Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit; Biji kedelai tidak memar; dan Kulit biji kedelai tidak keriput.
§         Perendaman
Pada tahap ini, kedelai direndam pada sebuah bak dalam air bersih selama 8 jam. Air yang digunakan paling sedikit 3 liter untuk 1 kg kedelai. Perendaman dimaksudkan agar kedelai menjadi mengembang dan memudahkan pada proses penggilingan.
§         Pencucian Kedelai
Merupakan proses lanjutan setelah perendaman, pencucian dilakukan dengan air mengalir. Tujuannya adalah untuk membersihkan kedelai dari kotoran - kotoran supaya tidak mengganggu pada proses penggilingan dan kotoran tidak tercampur dalam adonan tahu. Setelah selesai proses pencucian, kemudian kedelai ditiriskan.
§         Penggilingan dan Penyaringan
Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling kedelai langsung pisah ampas dengan motor listrik, sehingga ampas akan tertampung pada pembuangan dan air sari kedelai akan masuk ke dalam tangki. Pada proses penggilingan ini ditambahkan air panas dengan perbandingan (1,5:1) agar proses penggilingannya lebih mudah dan menghilangkan enzim lipoksigenase yang menyebabkan bau langu pada kedelai. Ampas dapat digunakan untuk pakan ternak atau dibuat jenis pakan yang lain, sedangkan sari kedelai menuju ke proses selanjutnya.
§         Perebusan / Pemasakan
Proses selanjutnya adalah proses perebusan sari kedelai. Perebusan sari kedelai dilakukan pada sebuah tangki yang dilapisi oleh double jacket yang berisi oli pemanas, sehingga panasnya dapat diatur sesuai kebutuhan (70OC – 80OC) selama 10 menit. Tujuan dari proses perebusan ini adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung - gelembung udara panas dan mengentalnya larutan kedelai. Kapasitas perebusan adalah sekitar 80 kg sari kedelai.
§         Pengendapan dan penambahan asam cuka
Sari kedelai yang telah direbus kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi dari penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu atas (whey) dan lapisan bawah (filtrate/endapan tahu). Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan karena adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas (whey) yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata de Soya.
§         Pencetakan dan Pengepresan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 400x400 mm yang diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan scrapper secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu penutupnya. Setelah itu, bagian atas cetakan dipress dengan system ulir secara manual. Waktu untuk proses pengepresan ini kurang lebih 15 -  20 menit dengan parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang, apabila diinginkan tahu yang lebih keras maka waktu pengepresan bisa ditambah.
§         Pemotongan tahu
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran (80 x 80 mm). Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
§         Perebusan tahu
Kemudian tahu yang telah tercetak kemudian di rebus dalam air garam selama 10 menit. Hal ini dimaksudkan agar tahu tidak terlalu lembek dan tahan lama.

Komposisi :
(Kalsium Sulfat = CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan.

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...