Rabu, 05 September 2012

Asap Cair (Liquid Smoke)


         Asap cair ini merupakan produk dari limbah pengolahan kelapa terpadu, yaitu dengan bahan dasar tempurung kelapa. Asap cair merupakan campuran larutan dari disperse asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil dari pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis. Asap cair ini memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan telah dilakukan di Sidoarjo untuk Bandeng asap karena adanya senyawa fenolat, asam dan karbonil ( Tranggono dkk ,1977 ).
Asap cair ini sudah digunakan di Amerika Serikat untuk pengolahan pengawetan daging setelah sebelumnya diendapkan dan disaring untuk memisahkan senyawa tar. Pasar international untuk produk asap cair meliputi AS, Eropa, Afrika, Australia dan Amerika Selatan.

Bagaimana cara membuat asap cair?
Tempurung kelapa setelah dibersihkan sabutnya dan ukuran diperkecil dimasukkan kedalam tungku pirolisis kemudian dipanaskan sampai sekitar suhu 400-600 derajat. Proses pirolisis ini menghasilkan tiga ( 3 ) fraksi yaitu fraksi padat ( arang tempurung ), fraksi berat ( tar ) dan fraksi ringan ( gas ) yang nantinya kita lewatkan pada kondensator ( pendinginan ) menjadi asap cair.

Komponen senyawa penyusun asap cair
Ada tiga kelompok senyawa penyusun terbesar dalam asap cair yang bekerja saling sinergis yang berfungsi sebagai pengawet ,yaitu :
1.       Senyawa Fenolat
Fenol diduga berperan sebagai anti oksidan dengan aksi mencegah proses oksidasi senyawa protein dan lemak sehingga proses pemecahan senyawa tersebut tidak terjadi dan memperpanjang masa simpan produk yang diasapkan. Senyawa Fenol yang terdapat dalam asap cair terbanyak adalah Guaiakol dan Siringol.
2.       Senyawa Karbonil
Senyawa ini berperan pada cita rasa dan pewarnaan pada produk yang diasap . Jenis senyawa karbonil yang ada dalam asap cair antara lain Vanilin dan Siringaldehida.
3.       Senyawa asam
Senyawa asam bersama-sama senyawa fenol dan karbonil secara sinergis sebagai anti mikroba sehingga dapat menghambat peruraian dan pembusukan produk yang diasap. Senyawa asam terbanyak yang terkandung dalam asap cair adalah turunan asam karboksilat seperti furfural, furan dan asam asetat glacial.
4.       Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis ( PAH )
Senyawa hidrokarbon polisiklis aromatis ( PAH ) yang ada seperti benzopiren bersifat karsinogenik. Dalam jumlah sangat kecil sekali .

Proses finishing asap cair sebagai pengawet bahan makanan
Asap cair yang dihasilkan dari kondensasi fraksi ringan pirolisis masih belum bisa digunakan sebagai pengawet bahan makanan karena kemungkinan masih mengandung senyawa PAH sepeti benzopiren yang karsinogenik sehingga perlu prose lanjut untuk menghilangkan senyawa PAH karsinogenik tersebut.

Proses Pemurnian asap cair untuk menghilangkan PAH
 Setelah melewati proses diatas diperoleh zat pengawet bahan makanan yang bersifat non karsinogenik dan aman untuk dipakai dalam berbagai makanan , senyawa PAH seperti benzopiren yang karsinogenik tidak ada lagi dan hal ini telah dibuktikan dalam labatorium dengan alat GC-MS.

Perbandingan Asap Cair dan Formalin sebgai bahan pengawet makanan
Telah lazim senyawa Formalin dipergunakan di bidang kedokteran untuk mengawetkan mayat dengan tujuan mempelajari anatomi dan patologi tubuh manusia. Tetapi selanjutnya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dipakai sebagai pengawet makanan .

Kenapa Formalin tidak boleh dipakai sebagai pengawet makanan?
Formalin :
Cairan tidak berwarna dengan bau menyengat, iritan dan menghasilkan aroma terbakar. Untuk manjaga kualitasnya larutan ini harus disimpan dalam tempat yang hangat ( diatas 15 derajat ) pada tekanan udara yang cukup tinggi dan dijauhkan dari cahaya.

Efek samping penggunaan formalin sebagai pengawet makanan :
·         Bersifat iritan pada mata, hidung, saluran pernafasan, menimbulkan bersin.
·         Disphagia
·         Kontraksi laring ( sesak nafas )
·         Bronchitis dan pneumonia
·         Asma
·         Dermatitis dan reaksi sensifitas
·         Ulcerasi dan nekrosis pada jaringan mucus
·         Hematemesis dan diare disertai darah
·         Hematuria ( adanya darah dalam urine )
·         Anuria ( tidak ada urine )
·         Asidosis, vertigo dan kegagalan sirkulasi.
Kematian dapat terjadi setelah menghirup sebanyak 30 ml

c Tabel Perbandingan Formalin dan Asap cair

Asap cair
Formalin
Asal
Bahan alam,mudah didapat
Bahan kimia, susah didapat
Bau
Khas asap cair
Menyengat khas formalin, aroma terbakar
Efek samping
Aman, tidak ada efek samping
Membahayakan kesehatan
Warna
Kekuningan sampai kecoklatan
Jernih
Keuntungan
Aman bagi kesehatan maupun lingkungan
Berbahaya bagi kesehatan dan lingkungN
Ekonomis
Ekonomis, harga variative dari 6000-15000 per liter
Lebih mahal , 20000 per liter
Daya pengawet
lama
lama





Komposisi Asap Cair, Analisis dengan alat GC/MS
Hasil analisa GC/MS dari asap cair adalah sbb :


1.       Acetic Acid
2.       Formic Acid
3.       Maltol
4.       Methyl cyclopenenolone
5.       Ethylcyclo pentenolone
6.       Dimethylcyclopentenolones
7.       Furfural
8.       5-Hydroxymethylfurfural


Komponen Lignin Pyrolisis


1.       Phenol
2.       ortho, meta dan para Cresol
3.       Guaiacol
4.       4-Methylguaiacol
5.       4-Ethylguaiacol
6.       4-Propylguaiacol
7.       Pyrocatechol
8.       Trimethylphenols
9.       Vanilin
10.   4-(-2-Propio)-Vanillone
11.   4-(-1-Propio)-Vanillone
12.   Acetovanillone
13.   2,4,5-Trimethylbenzaldehyde
14.   4-Hydroxyacetophenone
15.   Eugenol
16.   cis & trans-Isoeuginol
17.   2,6-Dimethoxyphenol (Syringol)
18.   4-Methylsyringol
19.   4-Ethylsyringol
20.   4-Propylsyringol
21.   4-Acetosyringol
22.   4-(-2-Propio)-syringol
23.   4-(-1-Propio)-syringol
24.   cis & trans 4-(-1-Propenyl)-syringol
25.   4-(-2-Propenyl)-syringol
26.   Syringaldehyde



Cara Membuat Asap cair
Sebagai bahan Pengawet Makanan Non Karsinogenik
I. Proses Pirolisis material Tempurung Kelapa
Proses memisahkan material dengan pemanasan tanpa api langsung, 100kg tempurung kelapa yang sudah dibersihkan dari sabutnya dan telah diperkecil ukurannya dimasukan kereaktor pirolisis kapasitas 150kg, dipanasi dengan suhu 400-500 derajat C selama 1-2jam, akan diperoleh 3 fraksi : 1. Fraksi padat berupa arang tempurung dengan kualitas tinggi, 2. Fraksi berat berupa Tar, 3. Fraksi ringan berupa asap dan gas methane. Dari fraksi ringan kita alirkan ke pipa kondensasi sehingga diperoleh asap cair sedangkan gas methane tetap menjadi gas tak takterkondensasi (bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar). Asap cair yang diperoleh belum bisa dipergunakan untuk pengawet makanan karena masih mengandung bahan berbahaya .

II. Proses Pemurnian asap cair
Proses pemurnian asap cair untuk mendapatkan asap cair yang tidak mengandung bahan berbahaya sehingga aman untuk bahan pengawet makanan. Asap cair yang diperoleh dari kondensasi asap pada proses pirolisis diendapkan lebih dahulu satu minggu kemudian cairan diatas kita ambil dan dimasukkan kedalam alat destilasi , proses seperti pirolisis yang berbeda kalau destilasi bahannya asap cair, suhu destilasi sekitar 150 derajat C, hasil destilat kita tampung, destilat ini masih belum kita gunakan sebagai pengawet makanan masih ada lagi proses yang harus dilewati.

III. Proses Filtrasi Destilat dengan Zeolit Aktif
Proses filtrasi destilat dengan zeolit aktif ditujukan untuk mendapatkan zat aktif yang benar-benar aman dari zat berbahaya. Caranya zat destilat asap cair kita alirkan ke dalam kolom zeolit aktif dan diperoleh filtrate asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk bahan pengawet makanan non karsinogenik.

IV. Proses Filtrasi filtrate zeolit aktif dengan Karbon Aktif
Proses filtrasi filtrate zeolit aktif dengan karbon aktif dimaksudkan untuk mendapatkan filtrate asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat, caranya filtrate dari filtrasi zeolit aktif dialirkan kedalam kolom yang berisi karbon aktif sehingga filtrate yang kita peroleh berupa asap cair dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat, maka sempurnalah asap cair sebagai bahan pengawet makanan yang aman dan efektif serta alami.

VI. Pengendalian Kualitas Kontrol
Untuk menjaga kualitas asap cair baik dari segi keamanan maupun efektivitas sebagai pengawet makanan diperlukan uji dengan memakai alat GC/MS.

Destilasi Tingkat I
Asap Cair
Pirolisis
Destilasi tingkat II
Filtrasi Zeolit aktif
Filtrasi carbon aktif
Zat pengawet Grade 2 non karsinogenik


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...