Minggu, 16 September 2012

Teknologi Pengering Kopi


Ø       Panen Kopi
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :
·         Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.
·         Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
·         Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
·       Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.

Ø       Sortasi Buah Kopi

Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang superior (masak, bernas, seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak mesin pengupas.
Biji merah (superior) diolah dengan metoda pengolahan basah atau semi-basah, agar diperoleh biji kopi HS kering dengan tampilan yang bagus. Sedangkan buah campuran hijau,kuning, merah diolah dengan cara pengolahan kering.

Ø       Persiapan / Penyajian Biji Kopi

Sebelum disangrai, biji kopi harus dikeringkan terlebih dahulu. Ada dua cara untuk mempersiapkan biji kopi yaitu dengan metode 'kering' atau dengan metode 'basah'.
Dengan metode kering, biji kopi yang telah dipetik dibentangkan pada tikar khusus dan biarkan untuk terjemur sinar matahari selama dua hingga tiga minggu.
Dengan metode 'basah', mesin 'bubur' digunakan untuk mengambil ampas dari biji kopi tersebut.
Hasilnya disebut "kopi perkamen" kemudian difermentasikan dan direndam untuk mengeluarkan ampas yang tersisa.

Ø       Pemilihan Biji Kopi
Dalam tahap ini, biji kopi berwarna agak sedikit kehijauan, oleh sebab itu disebut 'biji kopi hijau', yang sebagian besar tidak memiliki bau atau rasa kopi. Sebelum di pak dalam kantung dan dikirim ke seluruh dunia, kopi hijau dipilih, disusun berdasarkan tingkatannya dan diperiksa untuk memastikan kualitasnya. Stinkers, blacks, sours dan foxes adalah beberapa kriteria dari biji kopi yang tidak sempurna.

Ø       Pengupasan Kulit Buah Kopi

Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang akan dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.

Ø       Fermentasi Kopi

1.      Fermentasi umumnya dilakukan untuk pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan kulit tanduk biji kopi. Selain itu, fermentasi mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi arabika.
2.    Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah dengan merendam biji kopi dalam genangan air, atau fermentasi cara kering dengan cara menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung goni.
3.      Agar fermentasi berlangsung merata, pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam sehari.
4.   Lama fermentasi bervariasi tergantung pada jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.

Ø       Pencucian

·         Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.
·         Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.

Ø       Pengeringan

1.  Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman
2.      Dikemas dalam karung dan disimpan dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis.
3.      Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.
4.   Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian tengah lantai.
5.  Ketebalan hamparan biji kopi HS dalam penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji. Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat berlangsung 2 – 3 minggu.
6.  Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup besar dan tenaga pelaksana yang terlatih. Dengan mengoperasikan pengering mekanis secara terus menerus siang dan malam dengan suhu 45 – 500 C, dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %. Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C untuk pengeringan kopi Arabika harus dihindari karena dapat merusak citarasanya. Sedangkan untuk kopi Robusta, biasanya diawali dengan suhu lebih tinggi, yaitu sampai 90 – 1000C dengan waktu 20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %, (pemanasan yang lebih singkat), karena jika terlalu lama maka warna permukaan biji kopi cenderung menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta dibutuhkan waktu 20-24 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %.
7.      Proses pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 – 25 %, dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu dengan menggunakan mesin pengering. Apabila biji kopi sudah dijemur terlebih dahulu hingga mencapai kadar air 20 – 25 %, maka untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin pengering selama 24 – 36 jam dengan suhu 45-50 0C.

Ø       Pembakaran Biji Kopi 

Sebagaimana yang kita ketahui biji kopi hijau yang digongseng tidak akan menyebabkan hilangnya aroma serta cita rasa pada kopi tersebut.
Bergantung pada peralatan pembakaran dan rasa yang ingin dihasilkan dari kopi yang sedang dibuat, biji kopi hijau biasanya dibakar pada suhu 180°C dan 240°C selama tiga hingga 12 menit.

Ø       Penggilingan

Sebelum dimasak, biji kopi yang telah dibakar harus digiling. Penggilingan pada biji kopi dapat meningkatkan luas permukaan kopi, sehingga pada saat pembuatannya, penyerapan rasa pada kopi akan lebih mudah.

Ø       Pembuatan kopi agar dapat mudah larut

 Kopi yang mudah larut dapat dibuat dengan cara yang sama seperti  kopi yang dimasak dan digiling, yaitu biji kopi dicampur, dibakar serta digiling. Tunggu kopi segar yang telah di masak ini menjadi kering, mengeluarkan air dan Anda akan memperoleh kopi yang mudah larut 100%.

Ø       Pengemasan dan Penggudangan

1.      Kemas biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label sesuai dengan ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan tumpukan kopi dalam gudang yang bersih, bebas dari bau asing dan kontaminasi lainnya
2.   Karung diberi label yang menunjukkan jenis mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan pelarut non minyak.
3.      Gunakan karung yang bersih dan jauhkan dari bau-bau asing
4.      Atur tumpukan karung kopi diatas landasan kayu dan beri batas dengan dinding
5.   Monitor kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap organisme gangguan (tikus, serangga, jamur, dll) dan faktor-faktor lain yang dapat merusak kopi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggudangan adalah: kadar air, kelembaban relatif dan kebersihan gudang. Kelembaban ruangan gudang sebaiknya 70 %.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...