Rabu, 21 November 2012

Bioethanol Dari Molases


Bahan :
1.      Tetes Tebu / molasses (kadar gula 50%)
2.      Urea
3.      NPK
4.      Fermipan (Ragi Roti)
5.      Air

Langkah Pembuatan Bioethanol
1.      Pengenceran Tetes Tebu
Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi, oleh karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu.kadar gula yang diinginkan kurang lebih 14 %.
Misal : larutkan 28 kg (atau 22.5 liter) molasses dengan 72 liter air. Aduk hingga tercampur merata. Volume airnya kurang lebih 94.5 L. Masukkan ke dalam fermentor.
Catatan: jika kandungan gula dalam tetes kurang dari 50%, penambahan air harus disesuaikan dengan kadar gula awalnya, yang penting adalah kadar gula akhirnya kurang lebih 14%. Brix meter (alat ukur kadar gula)

2.      Penambahan Urea dan NPK
Urea dan NPK berfungsi sebagai nutrisi ragi. Kebutuhan hara tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Urea sebanyak 0.5% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
b.      NPK sebanyak 0.1% dari kadar gula dalam larutan fermentasi.
Contoh perhitungan :
-   14 % x 94.5 lt = 13.23 lt = 13.230 ml (Kadar Gula)
-   0.5 % x 13.230 = 66.15 ml → 70 gram (Urea)
-   0.1 % x 13.230 = 13.23 ml → 14 gram (NPK)

Gerus urea dan NPK ini sampai halus, kemudian ditambahkan ke dalam larutan molasses dan diaduk

3.      Penambahan Ragi
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae yang dapat memfermentasi gula menjadi etanol. Sebaiknya tidak menggunakan ragi tape, karena ragi tape terdiri dari beberapa mikroba. Kebutuhan ragi roti adalah sebanyak 0.2% dari kadar gula dalam larutan molasses. Untuk contoh di atas kebutuhan raginya adalah (0.2% x 13230 = 26.46 gram → 28 gr).
Ragi roti diberi air hangat-hangat kuku secukupnya. Kemudian diaduk-aduk perlahan hingga tempak sedikit berbusa. Setelah itu baru dimasukkan ke dalam fermentor. Fermentor ditutup rapat.

4.      Fermentasi
Proses fermentasi akan berjalan beberapa jam setelah semua bahan dimasukkan ke dalam fermentor. Kalau anda menggunakan fermentor yang tembus padang (dari kaca misalnya), maka akan tampak gelembung-gelembung udara kecil-kecil dari dalam fermentor. Gelembung-gelembung udara ini adalah gas CO2 yang dihasilkan selama proses fermentasi. Kadang-kadang terdengar suara gemuruh selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi ini usahakan agar suhu tidak melebihi 36oC dan pH nya dipertahankan 4.5 – 5. Proses fermentasi berjalan kurang lebih selama 66 jam atau kira-kira 2.5 hari. Salah satu tanda bahwa fermentasi sudah selesai adalah tidak terlihat lagi adanya gelembung-gelembung udara. Kadar etanol di dalam cairan fermentasi kurang lebih 7% - 10%.

5.      Distilasi dan Dehidrasi
Setelah proses fermentasi selesai, masukkan cairan fermentasi ke dalam evaporator atau boiler. Panaskan evaporator dan suhunya dipertahankan antara 79 – 81oC. Pada suhu ini etanol sudah menguap, tetapi air tidak menguap. Uap etanol dialirkan ke distilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran distilator. Distilasi pertama, biasanya kadar etanol masih di bawah 95%. Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi (reflux) hingga kadar etanolnya 95%.
Apabila kadar etanolnya sudah 95% dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada etanol. Biarkan semalam. Setelah itu didistilasi lagi hingga kadar etanolnya kurang lebih 99.5 %.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...