Bahan
baku yang
digunakan dalam proses pembuatan tahu adalah :
§
Kedelai
Kedelai merupakan bahan utama
dalam pembuatan tahu.
§
Air.
Air diperlukan pada tahap
perendaman, pencucian, penggilingan, pemasakan dan perendaman tahu yang sudah jadi
sehingga membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Air yang digunakan dari air
tanah atau air artesis.
§
Batu
tahu (Kalsium Sulfat) atau asam cuka
Asam cuka digunakan untuk
mengendapkan atau memisahkan air dengan konsentrat tahu.asam cuka mengandung
cuka dan garam sehingga bersifat asam. Asam cuka dapat digunakan secara
berulang - ulang.
Proses
pembuatan tahu terdiri dari beberapa tahap, diantaranya :
§
Pemilihan
Kedelai
Kedelai dipilih yang berkualitas baik, biasanya digunakan
kedelai kuning, berbiji besar. Kedelai harusnya bebas
dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting), batu, kerikil,
tanah atau biji-bijian; Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit; Biji
kedelai tidak memar; dan Kulit biji kedelai tidak keriput.
§
Perendaman
Pada tahap ini, kedelai direndam
pada sebuah bak dalam air bersih selama 8 jam. Air yang digunakan paling
sedikit 3 liter untuk 1 kg kedelai. Perendaman dimaksudkan agar kedelai menjadi
mengembang dan memudahkan pada proses penggilingan.
§
Pencucian
Kedelai
Merupakan proses lanjutan
setelah perendaman, pencucian dilakukan dengan air mengalir. Tujuannya adalah
untuk membersihkan kedelai dari kotoran - kotoran supaya tidak mengganggu pada
proses penggilingan dan kotoran tidak tercampur dalam adonan tahu. Setelah
selesai proses pencucian, kemudian kedelai ditiriskan.
§
Penggilingan
dan Penyaringan
Proses penggilingan dilakukan
dengan menggunakan mesin penggiling kedelai langsung pisah ampas dengan motor listrik,
sehingga ampas akan tertampung pada pembuangan dan air sari kedelai akan masuk
ke dalam tangki. Pada proses penggilingan ini ditambahkan air panas dengan
perbandingan (1,5:1) agar proses penggilingannya lebih mudah dan menghilangkan enzim
lipoksigenase yang menyebabkan bau
langu pada kedelai. Ampas dapat digunakan untuk pakan ternak atau dibuat jenis
pakan yang lain, sedangkan sari kedelai menuju ke proses selanjutnya.
§
Perebusan
/ Pemasakan
Proses selanjutnya adalah proses
perebusan sari kedelai. Perebusan sari kedelai dilakukan pada sebuah tangki
yang dilapisi oleh double jacket yang
berisi oli pemanas, sehingga panasnya dapat diatur sesuai kebutuhan (70OC
– 80OC) selama 10 menit. Tujuan dari proses perebusan ini adalah
untuk mendenaturasi protein dari
kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir
perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung - gelembung udara panas dan
mengentalnya larutan kedelai. Kapasitas perebusan adalah sekitar 80 kg sari
kedelai.
§
Pengendapan
dan penambahan asam cuka
Sari kedelai yang telah direbus
kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi dari penambahan
asam cuka adalah mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi
pemisahan antara whey dengan gumpalan
tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk dua lapisan yaitu atas (whey) dan lapisan bawah (filtrate/endapan tahu). Endapan tersebut
terjadi karena adanya koagulasi protein
yang disebabkan karena adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan.
Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.
Lapisan atas (whey) yang berupa
limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata de Soya.
§
Pencetakan
dan Pengepresan
Proses pencetakan dan
pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Cetakan yang digunakan adalah
terbuat dari kayu berukuran 400x400 mm yang diberi lubang berukuran kecil di
sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat
proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah
memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang
telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan scrapper secara pelan-pelan. Selanjutnya
kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu penutupnya. Setelah itu,
bagian atas cetakan dipress dengan system ulir secara manual. Waktu untuk
proses pengepresan ini kurang lebih 15 -
20 menit dengan parameter bahwa tahu siap dikeluarkan dari cetakan
apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang, apabila diinginkan tahu yang lebih keras
maka waktu pengepresan bisa ditambah.
§
Pemotongan
tahu
Setelah proses pencetakan
selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik
cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu tahu
dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Sebelum siap
dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai ukuran (80 x 80 mm). Pemotongan
dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur.
§
Perebusan
tahu
Kemudian tahu yang telah
tercetak kemudian di rebus dalam air garam selama 10 menit. Hal ini dimaksudkan
agar tahu tidak terlalu lembek dan tahan lama.
Komposisi :
(Kalsium Sulfat =
CaSO4) sebanyak 1 gram atau 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit
demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar