Bahan Baku
Pembuatan Bihun :
1. Beras
Beras pera dengan kadar amilosa tinggi paling
cocok untuk bihun. Beras yang rendah kadar amilosanya akan menghasilkan bihun
yang lembek. Salah satu pabrik bihun di Lampung menggunakan campuran beras IR-42
(2790 kg, dan beras impor dari Pakistan (450 kg).
2.
Sodium Metabisulfit
Bahan ini digunakan untuk mempercepat proses pelunakan beras pada
perendaman.
Peralatan Pembuatan Bihun :
1)
Pengayak.
Alat ini digunakan untuk mengayak beras sehingga
beras bebas dari kotoran seperti kerikil, dan gabah. Pengayak dapat berupa
nyiru atau mesin pengayak.
2)
Penyosok.
Alat ini digunakan untuk menyosok beras sehingga
menjadi lebih putih dan mengkilat.
3)
Bak
Pencucian.
Alat ini digunakan untuk mencuci beras.
4)
Wadah
perendam.
Alat ini digunakan untuk merendam beras menjadi
lunak
5)
Penggiling
Alat ini digunakan untuk menggiling beras menjadi
tepung basah.
6)
Penyaring.
Alat ini digunakan untuk menyaring tepung sehingga
diperoleh tepung dengan kehalusan 100 mesh.
7)
Filter
Press.
Alat ini digunakan untuk memeras bubur beras
sehingga menghasilkan padatan basah seperti cake.
8)
Screw
Extruder.
Alat ini digunakan untuk menggiling cake menjadi
rata, kemudian membentuknya menjadi pelet seperti silinder dengan panjang 5 cm
dan diameter 0,05 cm.
9)
Pengukus.
Alat ini digunakan untuk mengukus pelet menjadi
masak.
10)
Pengering.
Alat ini digunakan untuk mengeringkan bihun basah.
11)
Mesin
Pengemasan / Packing
Alat ini digunakan untuk mengemas bihun yang telah
siap untuk dipasarkan.
Cara Pembuatan :
1) Beras diayak untuk membuang
kotoran-kotoran seperti kerikil, sekam dan gabah. Setelah itu beras disosoh
sampai putih mengkilat.
2) Beras dimasukkan ke tangki pencuci.
Pencucian dilakukan berulang-ulang sampai air pencuci jernih. Setelah itu beras
direndam dengan air yang telah diberi sodium metabidulfit 1 ppm (1 gram
sodium metabisulfit untuk 1 m3 air).
Selama perendaman air diganti berulang-ulang. Lama perendaman adalah 4 jam. Setelah perendaman, beras ditiriskan.
3) Beras digiling dengan penggiling cakram
sambil ditambah air. Jumlah air adalah 4 liter untuk 1 kg beras. Hasil
penggilingan adalah bubur beras encer.
4) Bubur beras diperas dengan alat filter
press untuk mengeluarkan air bubur. Hasil pemerasan berupa padatan basah
yang dinamakan cake. Bubur juga dapat dibungkus dengan kain kemudian
ditindih batu selama semalam.
5) Cake digiling menjadi lebih halus dengan
menggunakan screw extruder. Hasil penggilingan cake ini adalah
pelet dengan panjang 5 cm dan diameter 0,5 cm. Ukuran pelet ini tergantung
kepada disain tempat pengeluaranbahan extruder.
6) Pelet dikukus dengan menggunakan uap pada
suhu 1000C selama 1 jam sehingga diperoleh pelet matang.
7) Pelet matang digiling kembali dengan
menggunakan screw extruder. Tempat pengeluaran pada extruder berupa
lobang-lobang kecil sehingga bahan keluar dari extruder berupa benang yang
disebut bihun basah.
8) Bihun basah dipotong, kemudian disusun
diatas rak-rak dalam keadaan tergantung. Selanjutnya rak dimasukkan ke ruang
pengukusan. Pengukusan berlangsung pada suhu diatas 1000C selama 45
menit.
9) Setelah pengukusan, bihun basah dijemur
sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering. Bihun yang kering
bersifat rapuh sehingga mudah dipatahkan.
10) Bihun kering tersebut dikemas dengan
kantung plastik.