Jumat, 31 Agustus 2012

Proses Pembuatan Bihun


Bahan Baku Pembuatan Bihun :
1.      Beras
Beras pera dengan kadar amilosa tinggi paling cocok untuk bihun. Beras yang rendah kadar amilosanya akan menghasilkan bihun yang lembek. Salah satu pabrik bihun di Lampung menggunakan campuran beras IR-42 (2790 kg, dan beras impor dari Pakistan (450 kg).
2.      Sodium Metabisulfit
Bahan ini digunakan untuk mempercepat proses pelunakan beras pada perendaman.           

Peralatan Pembuatan Bihun :
1)      Pengayak.
Alat ini digunakan untuk mengayak beras sehingga beras bebas dari kotoran seperti kerikil, dan gabah. Pengayak dapat berupa nyiru atau mesin pengayak.
2)      Penyosok.
Alat ini digunakan untuk menyosok beras sehingga menjadi lebih putih dan mengkilat.
3)      Bak Pencucian.
Alat ini digunakan untuk mencuci beras.
4)      Wadah perendam.
Alat ini digunakan untuk merendam beras menjadi lunak
5)      Penggiling
Alat ini digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung basah.
6)      Penyaring.
Alat ini digunakan untuk menyaring tepung sehingga diperoleh tepung dengan kehalusan 100 mesh.
7)      Filter Press.
Alat ini digunakan untuk memeras bubur beras sehingga menghasilkan padatan basah seperti cake.
8)      Screw Extruder.
Alat ini digunakan untuk menggiling cake menjadi rata, kemudian membentuknya menjadi pelet seperti silinder dengan panjang 5 cm dan diameter 0,05 cm.
9)      Pengukus.
Alat ini digunakan untuk mengukus pelet menjadi masak.
10)  Pengering.
Alat ini digunakan untuk mengeringkan bihun basah.
11)  Mesin Pengemasan / Packing
Alat ini digunakan untuk mengemas bihun yang telah siap untuk dipasarkan.

Cara Pembuatan :
1)      Beras diayak untuk membuang kotoran-kotoran seperti kerikil, sekam dan gabah. Setelah itu beras disosoh sampai putih mengkilat.
2)      Beras dimasukkan ke tangki pencuci. Pencucian dilakukan berulang-ulang sampai air pencuci jernih. Setelah itu beras direndam dengan air yang telah diberi sodium metabidulfit 1 ppm (1 gram sodium metabisulfit untuk 1 m3 air). Selama perendaman air diganti berulang-ulang. Lama perendaman adalah 4 jam. Setelah perendaman, beras ditiriskan.
3)      Beras digiling dengan penggiling cakram sambil ditambah air. Jumlah air adalah 4 liter untuk 1 kg beras. Hasil penggilingan adalah bubur beras encer.
4)      Bubur beras diperas dengan alat filter press untuk mengeluarkan air bubur. Hasil pemerasan berupa padatan basah yang dinamakan cake. Bubur juga dapat dibungkus dengan kain kemudian ditindih batu selama semalam.
5)      Cake digiling menjadi lebih halus dengan menggunakan screw extruder. Hasil penggilingan cake ini adalah pelet dengan panjang 5 cm dan diameter 0,5 cm. Ukuran pelet ini tergantung kepada disain tempat pengeluaranbahan extruder.
6)      Pelet dikukus dengan menggunakan uap pada suhu 1000C selama 1 jam sehingga diperoleh pelet matang.
7)      Pelet matang digiling kembali dengan menggunakan screw extruder. Tempat pengeluaran pada extruder berupa lobang-lobang kecil sehingga bahan keluar dari extruder berupa benang yang disebut bihun basah.
8)      Bihun basah dipotong, kemudian disusun diatas rak-rak dalam keadaan tergantung. Selanjutnya rak dimasukkan ke ruang pengukusan. Pengukusan berlangsung pada suhu diatas 1000C selama 45 menit.
9)      Setelah pengukusan, bihun basah dijemur sampai kering atau dikeringkan dengan alat pengering. Bihun yang kering bersifat rapuh sehingga mudah dipatahkan.
10)  Bihun kering tersebut dikemas dengan kantung plastik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tepung Telur Alternatif

Di jaman yang serba praktis seperti sekarang ini, banyak sekali produk-produk pangan yang serba instan. Begitu pula dengan telur, suda...