Pengolahan padi menjadi beras, secara prinsip, melibatkan tahapan yang sederhana yakni : pemisahan kotoran, pengeringan dan penyimpanan padi, pengupasan kulit (husking), penggilingan (milling), dan pengemasan dan distribusi. Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak terbawa kotoran lain seperti jerami, daun, batang bahkan benda lain yang tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya.
Kadar air padi hasil
panen sangat bervariasi antara 18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih
besar. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14%
sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses
selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan
menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak.
Penyosohan adalah
pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan
proses. Penglupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara
prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah
penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Gabungan dari
sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran mutu beras putih.
Tahapan penggilingan
adalah proses penyempurnaan penyosohan dan pelepasan lapisan penutup butir
beras. Teknologi penggilingan sudah sangat berkembang untuk menghasilkan beras
putih yang baik. Proses ini dibagi lagi menjadi penyosohan, pemutihan
(whitening) dan pengkilapan (shining).
Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup
semaksimal mungkin.
Selain proses utama
tersebut ada beberapa tambahan yakni operasi pemisahan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan beras putih utuh dan murni. Oleh karena itu, proses pemisahan
terdiri dari pemisahan kotoran atau bahan asing (seperti batu, daun dan benda
asing lainnya) dan pemisahan beras yang kurang baik (muda, busuk, berjamur,
berwarna dan rusak/pecah). Perkembangan permintaan beras tanpa kerusakan yang
meningkat mendorong perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dalam konteks
inilah berkembang teknologi pemisah batu, pemisah beras berdasarkan warna (color sorter), pemisah biji pecah (rotary shifter) dan pemisah biji menurut
panjang (lenght grader).
Tahap akhir dari
proses pengolahan adalah pengemasan yang ditujukan untuk memudahkan
pengangkutan dan distribusi. Perkembangan terkini di bidang pengemasan menambah
atribut maksud yakni estetika, daya tarik, informasi produk dan perbaikan daya
simpan. Sebagai proses tambahan, dahulu kala pengemasan tidak berkembang karena
selain volume pengolahan yang sangat kecil juga atribut mutu (sebagai
perwujudan dari permintaan pembeli) masih sangat sedikit. Dewasa ini, teknologi
pengemasan beras sudah sangat canggih yang meliputi keragaman bentuk, rupa,
ukuran dan cara/metoda.